Kebijakan Populis
100 Hari pemerintahan Prabowo Gibran telah diwarnai dengan pengambilan kebijakan populis yang selama ini telah menjadi jargon utama pasangan Presiden dan Wakil Presiden tersebut saat masih berkontestasi dalam pemilihan umum 2024. Beberapa kebijakan dalam bidang sosial, pendidikan, serta pemenuhan hak-hak dasar masyarakat patut diapresiasi. Kebijakan tersebut diantaranya pemeriksaan kesehatan gratis, Makan Bergizi Gratis (MBG), dan penghematan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara tahun 2025 hingga sebesar Rp 306,69 Triliun dikutip dari CNBC Indonesia. Beberapa fenomena sosial dinilai mulai “tersentuh” pada era Prabowo-Gibran. Di antaranya seperti dengan adanya kebijakan penghapusan utang UMKM untuk kalangan petani dan nelayan. Selain itu, pemerintahan baru Prabowo sejak awal telah menyatakan komitmennya dalam transisi energi dengan memperkuat sektor energi melalui penggunaan EBT (Energi Baru Terbarukan).
Nilai Merah Terselubung
Berdasarkan pernyataan Bidang Protokol, Pers Sekretariat Presiden, pemerintah mengaku tidak akan terlena atas hasil survei yang menunjukkan hasil positif tersebut. Hal ini menarik karena hasil survei bahkan menunjukkan kepuasan masyarakat terhadap pemerintahan Prabowo-Gibran mencapai 80 persen. Angka yang sangat tinggi jika dibandingkan pemerintahan Jokowi-Ma’ruf yang sempat mengalami angka kepuasan sekitar 60% pada awal periode kedua tahun 2019 berdasarkan survei dari Litbang Kompas. Namun, angka-angka survei ini tidak sejalan dengan beberapa indikator yang menjadi angka merah dalam rapor 100 hari pemerintahan Prabowo-Gibran yang dilakukan oleh CELIOS (Center of Economic and Law Studies). Kebijakan populis seperti Makan Bergizi Gratis (MBG) bahkan tak lolos dari evaluasi para akademisi. Kurang matangnya implementasi kebijakan di daerah karena cenderung sentralistik serta kontroversi penggunaan dana zakat untuk keperluan kebijakan MBG dinilai dapat memicu pertanyaan dari masyarakat mengenai kesiapan kebijakan tersebut.
Kontroversi dan Evaluasi
Berbagai kontroversi juga turut mewarnai kinerja pemerintahan baru. Tidak dapat dipungkiri bahwa kinerja kabinet Merah Putih yang diisi oleh para menteri dan wakil menteri pilihan Prabowo akan sangat menentukan keberhasilan pemerintahan baru kedepannya. Namun, sejak awal pembentukan kabinet ini, jumlah menteri dan wakil menteri yang mencapai lebih dari 100 orang cukup menjadi perhatian dan meninggalkan kesan sebagai “kabinet gemuk”. Selain itu, muncul tren penggunaan kantong pribadi untuk keperluan negara dari para pejabat. Meskipun hal ini dapat dinilai secara positif sebagai dedikasi namun hal ini juga dapat memicu pertanyaan terutama dari para akademisi. Beberapa kalangan seperti para akademisi salah satunya Kepala Center of Macroeconomics and Finance Institute for Development of Economics and Finance (Indef) M Rizal Taufikurahman dikutip dari laman Bisnis.com menyebutkan bahwa penggunaan dana pribadi pejabat akan memiliki efek samping yang berkepanjangan karena dapat mengancam akuntabilitas dari tata kelola pemerintahan. Hal ini karena meskipun tampak sebagai dedikasi, tetapi dapat menjadi anomali di kemudian hari. Dalam bidang energi, kebijakan pemerintahan baru yang berumur 100 hari ini juga belum memberikan dampak yang konsisten akibat kebijakan kementerian ESDM (Energi dan Sumber Daya Mineral) yang mendorong hilirisasi batubara yang dikhawatirkan akan mencederai komitmen Indonesia dalam mengurangi emisi karbon.
Berbagai kontroversi dan tantangan yang muncul dalam 100 hari pertama pemerintahan baru tentu dapat menjadi bahan evaluasi yang konstruktif. Kabinet Merah Putih perlu untuk membuktikan bahwa jumlah personel yang besar dapat diimbangi dengan kinerja yang optimal, sesuai dengan tujuan awal pembentukan kabinet tersebut. Kedepannya, pemerintahan yang baru juga diharapkan dapat lebih responsif terhadap masukan dari berbagai pemangku kepentingan, terutama generasi muda yang merupakan mayoritas penduduk Indonesia. Melibatkan secara aktif kaum muda dalam proses pembuatan kebijakan tidak hanya akan membawa perspektif yang lebih segar dan inovatif, tetapi juga menjamin keberlanjutan pembangunan yang terus berkembang dan lebih baik.
Referensi
- Azzahra, Q. (2025, January 22). Rapor Merah 100 Hari Prabowo-Gibran: Pengaturan Anggaran Disorot. Tirto.id. Retrieved January 30, 2025, from https://tirto.id/rapor-merah-100-hari-prabowo-gibran-tata-kelola-anggaran-disorot-g7CG
- Evandio, A. (2024, 11 5). Uang Kantong Pribadi untuk Program Negara, Dedikasi atau Anomali? https://kabar24.bisnis.com/read/20241105/15/1813243/uang-kantong-pribadi-untuk-program-negara-dedikasi-atau-anomali
- Hendarto, Y. M. (2025, January 26). Survei Litbang Kompas: Siapa Saja yang Tidak Puas dengan Kinerja Prabowo-Gibran? Kompas.id. Retrieved January 30, 2025, from https://www.kompas.id/artikel/survei-litbang-kompas-siapa-saja-yang-tidak-puas-dengan-kinerja-prabowo-gibran
- Kamalina, A. R. (2025, 01 29). 100 Hari Prabowo-Gibran: Isu Kerja Sama Internasional & MBG Paling Disorot Publik. https://ekonomi.bisnis.com/read/20250129/9/1835380/100-hari-prabowo-gibran-isu-kerja-sama-internasional-mbg-paling-disorot-publik
- Kumparan.com. (2025, 01 29). 100 Hari Kerja, Kebijakan Prabowo Dinilai Belum Konsisten di Sektor Energi. https://kumparan.com/kumparanbisnis/100-hari-kerja-kebijakan-prabowo-dinilai-belum-konsisten-di-sektor-energi-24OgiX9h89O