![]() |
Ilustrasi Pemilihan Umum | Sumber: Freepik.com |
Pesta demokrasi di Indonesia belum selesai karena sebentar lagi akan diadakan Pemilihan Kepala Daerah atau biasa disebut Pilkada yang serentak akan diadakan pada tanggal 27 November 2024. Pilkada memiliki peran penting dalam pengembangan wilayah khususnya pada tinggkat Provinsi, kota dan Kabupaten di seluruh Indonesia selain pengembangan, Pilkada ini juga dapat dijadikan sebagai ajang bagaimana para calon terpilih dapat menyelesaikan masalah lokal yang kerap kali terjadi di daerah tersebut dan sudah menjadi akar permasalahan yang susah untuk dihilangkan. Contohnya ada beberapa diantaranya di Daerah Istimewa Yogyakarta masalah seperti upah minimum rupiah, masalah pengelolaan sampah, hingga tindakan kriminal seperti klitih masih saja menjadi permasalahan yang sukar untuk diselesaikan.
Selain mengetahui visi, misi, dan gagasan dari para calon yang akan mencalonkan diri di Pilkada nanti dan memilih diantara satu calon dari yang lainnya di bilik kotak suara, partisipasi masyarakat tidak hanya berhenti dari situ saja melainkan lebih dan bisa dilaksanakan pada sebelum, saat, dan setelah rangkaian Pilkada selesai. Masyarakat tidak hanya memiliki peran sebagai subyek untuk dapat memilih calon yang ingin dia pilih tetapi masyarakat memiliki peran dan andil yang lebih besar dan krusial untuk dapat menyempurnakan rangkaian pilkada sehingga tidak mencederai demokrasi di Indonesia yang sudah lama kita pegang.
Selama rangkaian Pilkada yang ada, masyarakat umum seperti kita pun dapat melakukan hal yang lebih dan positif untuk masyrakat lainya dalam menyuseskan rangkaian pilkada yang ada. Pada pra-Pilkada yang dimana masa ini, bisa dimulai saat pencocokan data para pemilih, sekaligus pencalonan dari para calon-calon gubernur atau bupati ke Bawaslu. Pada momen ini kita sebagai masyarakat dapat melakukan sosialisasi ataupun diskusi bersama dengan para akademisi, politisi, ataupun pihak yang terlibat dalam Pilkada seperi bawaslu untuk memberikan pemahaman serta pengetahuan apa saja yang diperlukan selama proses Pilkada berlangsung.
Sosialisasi dan disukusi disertai dengan orang-orang yang kompeten dan pastinya masyarakat sendiri ini dapat dijadikam sebagai langkah awal untuk mengetahui apa itu Pilkada, mengapa Pilkada diadakan, dan apa pentingnya Pilkada bagi kehidupan bermasyarakat Indonesia di tingkat daerah dan provinsi. Penekanan dalam tahap ini bisa memberitahukan bahwa bagaimana cara memilih calon yang baik serta mengetahui permasalahan- permasalahan lokal di tingkat pilkada seperti money politic atau serangan Fajar serta penanggulangan kampanye yang menganggu sepeti knalpot obrong dan baliho-baliho yang meresahkan.
Mengetahui permasalahan lokal Pilkada yang ada dan memberitakannya secara luas melalui sosial media dapat memberikan kepekaan kepada masyarakat luas sehinga mereka tau dan dapat memilih calon yang sekiranya dapat menyelesaikan masalah-masalah lokal tersebut dari gagasan dan visi misinya calon pilkada yang ada. Layaknya pepatah dari demokrasi usaha ini dilakukan oleh "Masyarakat yang paham akan politik kepada masyarakat yang awam politik" sehingga masyarakat paham dan mengerti permasalahan yang ada selama di Pilkada serta sebagai langkah preventif di masa kampamye kelak yang erat kaitannya dengan money politics atau biasa disebut serangan fajar.
Selain itu, masyarakat juga dapat melakukan pelaporan selama proses pilkada berlangsung kepada pihak-pihak yang berwenang seperti Bawaslu ketidak terdapat keanehan atau kejanggalan selama proses Pilkada terjadi. Oleh karena itu daru penjelasan sebelumnya tindak andil masyarakat bukan hanya terbatas di pemilih saja melainkan juga di lain hal dan kita sebagai masyarakat yang paham akan permasalahan tersebut memiliki tanggung jawab moral untuk bisa menyebarluaskan ilmu pengetahuan Pilkada kepada masyarakat luas yang akan bermanfaat bagi mereka di Pilkada nanti.
Oleh: Achmad Syamsudduha