Bapak Proklamator Indonesia Ir Soekarno pernah berkata “Berikan aku 1000 orang tua niscaya akan cabut Semeru dari akarnya. Beri aku 10 pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia”. Pernyataan ini menunjukan bahwa peran pemuda itu penting dan masif untuk menuju suatu perubahan yang lebih baik. Sejarah Nasional Indonesia sendiri pun tidak pernah luput dari konribusi dan keterlibatan Pemuda dalam meraih kemerdekaan bangsa Indonesia, salah satu contoh riilnya merupakan Peristiwa Rengasdengklok. Bermula dari desakan pemuda kepada Ir Soekarno dan Bung Hatta untuk menyegerakan pernyataan Kemerdekaan Indonesia yang pada akhirnya Indonesia menyatakan kemerdekaannya pada tanggal 17 Agustus 1945.
Sejarah kontribusi pemudapun tidak hanya terjadi pada peristiwa Rengasdengklok saja, melainkan juga peristiwa Sumpah Pemuda. Peristiwa yang terjadi pada tanggal 28 Oktober 1928 ini menghasilkan Tiga Butir Sumpah Pemuda Indonesia diantaranya adalah bersumpah mengaku tumpha darah yang satu yaitu tanah air Indonesia, megaku berbangsa yang satu yaitu bangsa Indonesia, dan menjunjung bahsasa persatuan yaitu bahasa Indonesia. Tiga butir sumpah inilah yang menjadikan penyatuan para pemuda Indonesia kala itu untuk melawan dan memperjuangkan kemerdekaan bangsa Indonesia dari kolonialisme Belanda.
Kita semuanya pasti tidak akan pernah lupa dengan Tragedi Mei 98. Peristiwa ini juga menjadi salah satu langkah pivotal bagi reformasi Indonesia dimana turunnya kekuasaaan Presiden Soeharto selama 32 tahun diakibatkan karena protes besar dari kalangan masyarakat. Tuntutan turunya Soeharto berhasil karena andil dari masyarakat sendiri khususnya gerakan-gerakan demonstrasi dari Mahasiswa. Mereka mengadakan demonstrasi yang semula berawal dari Jakarta hingga akhirnya merebak ke seluruh Indonesia menuntut adanya perubahan di Indonesia dari segi sosial, politik, dan khususnya ekonomi karena peristiwa ini berasal dari krisi ekonomi Asia yang memberikan efek besar terhadap perekonomian Indonesia. Perjuangan dan perlawanan para mahasiswa akan selalu dikenang dalam sejarah khususnya untuk empat mahasiswa Trisakti yang tewas tertembak pada tanggal 12 Mei 1998 pada saat demonstrasi terjadi.
Melihat dari tiga peristiwa tersebut kontribusi dan keterlibatan pemuda Indonesia sangat penting dan memberikan dampak yang signifikan terhadap situasi dan kondisi perpolitikan di Indonesia, maka dari itu di masa sekarang ini kita perlu sebagai pemuda sendiri untuk terus mempertahankan bahkan meningkatkan partisipasi dan kontribusi kita dalam politik karena ketidak acuhan pemuda dalam ranah politik bisa dibilang suatu bencana bagi keberlangsungan bangsa itu sendiri.
Pemuda penuh dengan inovasi, energi, kritis dan juga kreatifitas untuk dikerahkan dalam politik praktis. Jika dimasukkan dalam konteks politik dan juga kebijakan publik pemuda memiliki potensi yang besar dalam menentukan suatu arah kebijakan publik suatu bangsa. Pengaruh dari pemuda seperti opini dan suara mereka terhadap fenomena tertentu dapat mempengaruhi para Decision Maker untuk menciptakan kebijakan publik yang lebih baik lagi. Fenomena atau peristiwa seperti energi terbarukan, keadilan sosial, pendidikan serta kebudayaan kerap kali diabaikan oleh para pemangku jabatan di pemerintahan. Oleh karena itu aspirasi, opini dan suara pemuda dapat menyuarakan hal-hal tersebut keranah mainstream agar nantinya para aktor perumusan kebijakan ini mampu merumuskan kebijakan yang lebih terarah lagi dan pastinya dapat mereprenstasikan penyelesaian keresahan kerasan yang terdapat di masyarakat.
Aktifnya peran pemuda dalam kontribusi dan keterlibatan dalam konteks perpolitikan ini akan menjadi arena atau sarana dan prasarana para pemuda untuk menjadi pemimpin yang lebih baik lagi kelak dimasa depan. Jemput Suara berusaha untuk menyarakan suara-suara pemuda untuk bisa lebih didengar dan menjadikan pemuda bukan hanya menjadi “Objek” melainkan “Subjek” tersendiri, dimana mereka punya kuasa dan andil dalam menentukan arah politik Indonesia yang lebih baik dan lebih merepresentasikan pemuda.
Penulis: Achmad S