Melampaui Romantisme Jogja: Tantangan yang Harus Dihadapi


Yogyakarta | Foto: Wikipedia

Slogan Jogja Berhati Nyaman sering kita temui di berbagai sudut kota dan dalam banyak konten tentang Jogja. Slogan ini menjadi ciri khas dan daya tarik kota bagi wisatawan dan pendatang. Namun, bagi sebagian warga yang tinggal di dalamnya, romantisme Jogja sering kali terasa jauh dari kenyataan.Sebagai kota dengan kepadatan tinggi dan ekonomi yang bergelut dengan upah rendah, Jogja menghadapi berbagai masalah sosial yang mempengaruhi kesejahteraan masyarakat. Kemiskinan, sampah, kesenjangan sosial, kriminalitas, dan bahkan rasisme, adalah sebagian dari permasalahan yang harus dihadapi. Siapapun yang menjadi pemimpin Jogja memiliki tanggung jawab besar untuk mewujudkan kenyamanan yang dijanjikan oleh slogan tersebut, agar bisa dirasakan oleh seluruh masyarakat.

Masalah sampah di Kota Jogja

Di kota Jogja, masalah sampah menjadi isu utama yang sulit diselesaikan. Sampah seolah menjadi masalah yang selalu ada di depan mata, namun belum ada solusi jangka panjang yang efektif. Meskipun sudah ada beberapa inisiatif seperti fasilitas pengelolaan sampah TPS3R (Tempat Pengelolaan Sampah Reusable), jumlah sampah rumah tangga yang terus meningkat di kota ini menunjukkan bahwa langkah-langkah tersebut masih belum memadai. Melansir Bijak Pilkada, dibutuhkan upaya yang lebih serius dan terintegrasi untuk menangani masalah sampah ini, mulai dari peningkatan kesadaran masyarakat, penguatan regulasi, hingga pengembangan teknologi pengelolaan sampah yang ramah lingkungan.


Kesenjangan sosial dan masalah ekonomi di daerah seperti Gunungkidul

Di luar kota, seperti di wilayah Gunungkidul, masalah sosial-ekonomi masih sangat terasa. Gunungkidul bahkan memiliki peraturan khusus terkait dengan bunuh diri, menunjukkan betapa seriusnya masalah kesehatan mental di wilayah tersebut. Rendahnya upah dan tingginya angka pengangguran di daerah ini menyebabkan kemiskinan merajalela dan memperburuk kesejahteraan masyarakat. Kondisi ini memperlihatkan kebutuhan mendesak untuk kebijakan yang tidak hanya menciptakan lapangan pekerjaan, tetapi juga yang dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat secara menyeluruh.


Cermat memilih pemimpin

Pada masa kampanye pilkada seperti ini, penting bagi kita untuk cermat dalam memilih calon pemimpin. Pilihan kita akan menentukan arah kebijakan yang akan diambil untuk mengatasi permasalahan-permasalahan yang sudah disebutkan. Pemimpin yang baik haruslah mampu merespons kebutuhan masyarakat, memahami masalah yang ada, dan mengusung solusi yang bersifat jangka panjang dan berkelanjutan.


Slogan Jogja Berhati Nyaman bisa tercapai apabila kita memilih pemimpin yang benar-benar peduli dengan kesejahteraan warganya, dan tidak hanya mengandalkan pencitraan. Sudah saatnya kita melihat lebih jauh dari sekedar janji manis, dan fokus pada kapasitas calon pemimpin untuk memecahkan masalah-masalah nyata yang ada di Jogja.


Mari wujudkan Jogja Berhati Nyaman bukan hanya untuk wisatawan, tetapi juga untuk masyarakat yang tinggal di dalamnya.


Penulis: Salma Fauziah Khairunnisa


Post a Comment

Previous Post Next Post