Hal yang Sebaiknya Tidak Dijustifikasi dengan Asian Values

Tingginya hormat pada orangtua sebagai bentuk asian values. | Sumber: Pexels
       Sempat ngetren di tahun 80 dan 90-an, istilah asian values baru-baru ini kembali jadi buah bibir, setidaknya di dunia jejaring sosial Indonesia. Istilah tersebut muncul dalam perbincangan terkait politik dinasti antara pesohor Pandji Pragiwaksono dan Arie Putra.     

        Dalam konteks tertentu, asian values hadir sebagai antitesis terhadap nilai-nilai kebudayaan Barat. Para pemimpin politik dan intelektual yang memperkenalkan nilai ini pada akhir abad ke-20 menggunakan asian values untuk menggemborkan kesuksesan ekonomi di Asia–ditandai oleh kemunculan ‘Macan Asia’. Asian values seperti kebudayan kolektif dan kebiasaan gotong-royong, penghormatan terhadap otoritas dan hierarki sosial, serta nilai-nilai Konfusianisme dinilai sebagai indikator kesuksesan ekonomi Asia. Nilai-nilai tersebut berbanding terbalik dengan nilai-nilai Barat yang menekankan pada individualisme, kesetaraan, dan liberalisme. 

    Bagi orang Asia seperti kita, ketiga asian values tadi tentunya sangat akrab kita temui dalam keseharian. Kebiasaan bergerombol atau nongkrong, penanaman hormat kepada orang yang lebih tua sejak dini, hingga cinta keluarga, sudah menjadi hal yang biasa dan mengakar. Tentu, hal-hal tersebut selalu berkonotasi positif dan memang pada nyatanya membawa banyak kebaikan.

        Namun, seperti halnya nilai-nilai Barat seperti individualisme dan kesetaraan yang tak sepenuhnya salah, asian values pun bukannya tanpa cela. Asian values menjadi sedikit bercela ketika pemaknaannya keliru, dan justru digunakan untuk mengaburkan garis antara keadilan dan kebenaran. Isi siniar Pandji dan Arie menjadi sebuah contoh nyata. Kelewat mengakarnya budaya cinta keluarga yang asian values tanamkan, ternyata bisa menjadi justifikasi dari praktik dinasti politik yang tidak sesuai dengan nilai demokrasi yang kita anut.

       Melansir dari Kompas, kritik mengenai asian value sempat diangkat dalam artikel jurnal berjudul Corruption and Asian Values: A Cultural Approach to Understand Corruption within Asia Society. Sesuai judul, penelitian tersebut menyoroti fenomena korupsi yang berkembang pesat di tanah Asia dengan menggunakan asian values sebagai sudut pandangnya. Sang peneliti menyatakan bahwa asian values boleh jadi “bertanggung jawab” pada menjamurnya praktik korupsi di negara-negara Asia. Asian values  menciptakan masyarakat komunal yang menghormati keteraturan, otoritas, keluarga, dan hubungan sosial. Namun, mungkin nilai-nilai ini sering disalahartikan dan disalahgunakan oleh individu untuk keuntungan pribadi mereka.

        Jangan lupakan juga budaya patron-klien yang begitu kuat mengakar di tanah kita. Dalam artikel ilmiahnya, Parama Sen pernah menulis, “In Asia, a rule of a man is stronger than the rule of law–”. Secara sederhana, pernyataan tersebut bisa kita samakan dengan istilah “asal bapak senang” yang merujuk pada budaya menyenangkan hati atasan atau orang yang lebih berkuasa, meskipun itu berarti menyalahi aturan yang ada.

        Bertambah dewasa, tentu kita semakin disuguhi berbagai bukti bahwa dunia ini tidak terdiri atas hitam dan putih. Tidak ada hal yang sepenuhnya salah atau sepenuhnya benar. Begitu juga dengan asian values, maupun nilai-nilai lain yang pernah dan akan ada. Sebagai generasi muda yang cemerlang, pemikiran kita terhadap implementasi asian values harus senantiasa kritis. Pada hal-hal tertentu, praktiknya tentu baik dan penuh manfaat. Namun, ada hal-hal yang sebaiknya tidak lantas mendapatkan pembenaran begitu saja, hanya karena budaya yang sudah sekian tahun mengakar. Apabila sebuah nilai bertentangan dengan nilai lainnya (contohnya asian values dengan nilai demokrasi), tentu sudah selayaknya kita kritisi. 

Penulis: Salma Fauziah K.

Referensi:

  • Britannica. (n.d.). Asian values. In Encyclopaedia Britannica. Retrieved June 27, 2024, from https://www.britannica.com/topic/Asian-values
  • Kompas.com. (2024, June 6). Apa itu Asian value yang ramai di medsos, sejarah, dan tokohnya. Retrieved June 27, 2024, from https://www.kompas.com/tren/read/2024/06/06/181914665/apa-itu-asian-value-yang-ramai-di-medsos-sejarah-dan-tokohnya?page=all
  • Prasetyo, I., & Wibowo, R. (2023). Asian values in contemporary context: A critical review. EJ Social, 8(2), 45-58. Retrieved from https://www.ej-social.org/index.php/ejsocial/article/view/367/177 ​




Post a Comment

Previous Post Next Post